Pages

26 September 2006

Kultur Ilahi

Dari tujuh prinsip dasar ajaran Yeshua sebelumnya, kita dapat membangun fondasi untuk mewujudkan budaya ataupun etika kebiasaan yang lebih mencerminkan "rupa Tuhan" serta memancarkan "buah-buah dari Roh."

Budaya ini, atau boleh disebut dengan istilah Kultur Ilahi, dikembangkan mulai dari komponen sosial terkecil yaitu keluarga. Apa yang saya coba jabarkan disini bukan sebuah kerangka yang definitif, namun lebih merupakan suatu teori, gagasan yang akan terus dikembangkan dan dikoreksi, dengan tujuan untuk menciptakan model keluarga dan generasi masyarakat yang sehat yang hidup dalam harmoni dengan alam dan semua mahluk.

Ada tujuh kebiasaan atau kualitas yang perlu dipelihara dan diaplikasikan oleh setiap pribadi individu, dimulai sejak dini.

1. Kesadaran
Kesadaran adalah yang terutama, yang mewadahi dan membentuk seluruh kualitas yang ada. Meliputi:

1.1. kesadaran akan tiga mutiara ilahi, yaitu kebenaran, kebaikan, keindahan. Ketiganya terangkum dalam kesatuan yaitu Cinta.

1.2. kesadaran akan empat hukum universal, yaitu atraksi, intensi, toleransi, keseimbangan.

2. Kebebasan untuk Memilih
Kehendak bebas (free will) merupakan hak asasi setiap mahluk yang dianugerahkan oleh Bapa Universal. Mengembangkan kebebasan untuk memilih adalah bagian dari proses pendewasaan manusia sepanjang hidup. Kebebasan selalu bersanding paralel dengan tanggung jawab.

3. Tanggung jawab (duty)
Tanggung jawab pertama yang harus dipikul setiap individu adalah tanggung jawab kepada diri, kemudian tanggung jawab kepada sesama. Kesadaran membuahkan tujuan yang bebas untuk dipilih, dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri.

4. Pengampunan
Pengampunan adalah bagian penting dari proses pelepasan dari keterikatan baik terhadap waktu maupun ruang/materi.

5. Pelayanan
Ekspresi keberadaan diri terwujud melalui pelayanan kepada sesama, dan terkait pada tiga aspek ekonomi, yaitu:
5.1. ekonomi spiritual, pelayanan tanpa pamrih. "Berikanlah secara cuma-cuma, sebagaimana kamu menerima dari Bapa secara cuma-cuma."
5.2. ekonomi intelektual, pemberian dari sesama, berupa ilmu dan pengetahuan.
5.3. ekonomi material, berupa produk barang kebutuhan. Kapitalisme di masa depan perlu berevolusi ke arah pelayanan, jika tidak maka lambat laun dapat meruntuhkan peradaban manusia sendiri.

6. Kesucian
Kesucian diraih melalui niat, upaya dan ketekunan untuk mencapai kesunyataan dan kesempurnaan. Kesucian mencakup aspek:
6.1. material yaitu jasmani dan lingkungan
6.2. mental yaitu akal pikiran
6.3. spiritual yaitu hati dan jiwa

7. Kesetaraan
Dalam Kerajaan Surga tidak ada laki-laki-perempuan (gender), miskin-kaya dan hamba-tuan (status). Kualitas ini terealisasi bersamaan dengan semakin memudarnya dualisme dalam kerangka paradigma individu.

[r.1.0]

22 September 2006

afirmasi: melampaui ilusi

Kebebasan tidak lebih di atas keterbatasan;
dengan kesadaran itu aku dapat memilih kebebasan.

Kebahagiaan tidak lebih di atas penderitaan;
dengan kesadaran itu aku dapat melepaskan penderitaan.

Kelimpahan tidak lebih di atas kemiskinan;
dengan kesadaran itu kelimpahanku mengalir.

Tidak ada yang di atas apapun;
mengetahui hal itu aku keluar dari hirarki, kompetisi, dan pergulatan.

Dalam keadaan ini aku tidak menghakimi hidup;
karenanya aku tidak merasa terpisah dari hidup.

Aku sangat gembira dengan keanekaragaman dalam dunia, dalam refleksi yang mana aku melihat kebebasanku untuk menjadi apapun yang aku inginkan.

Kita tidak di sini untuk menjadi satu, kita di sini untuk menjadi banyak. Dengan melihat bahwa melampaui ilusi ini kita semua adalah satu, kita membebaskan diri kita untuk menjadi yang banyak.

Aku tidak terikat pada satu jalan apapun sebagai jalan yang pasti.

Aku bhinneka.

Aku terus selalu berubah.

Aku adalah penjelajah Seluruhnya sebagai kebenaran.


~ Story Waters (You Are God. Get Over It!)

buku: Selamatkan Yesus dari Orang Kristen!


"Aku tidak memesan yang ini.." ujar saya sambil memegang buku karya Clayton Sullivan itu.
Sebenarnya saya memesan dua buku: Hati, Diri & Jiwa (Psikologi Sufi untuk Transformasi) buku yang bagus karya Robert Frager, seorang guru sufi dan profesor psikologi, serta Kala Yesus Jadi Tuhan oleh Richard E. Rubenstein, seorang profesor di bidang konflik (salah satunya konflik keagamaan).

Oleh suatu hal, salah satu yang saya terima hari itu bukan yang dipesan. Pikiran ini mulai bertanya, ada pesan apa dibalik kekeliruan ini? Saya segera menginformasikan kepada penerbit dan membayar buku itu, kemudian saya dikirimkan kembali buku yang sebelumnya tertukar.

Saya rasa Clayton Sullivan bukan seorang kakek tua mantan pendeta yang pengalaman hidupnya tidak mirip dengan saya. Saya rasa beliau sebagai profesor filsafat dan agama memiliki intelektualitas dan pemahaman akan Yesus Sejarah yang sangat luas. Dan saya merasakan kegelisahan beliau akan Kekristenan dari sedikit tulisan-tulisan yang ada di situs pribadinya, kurang lebih sama dengan kegelisahan yang saya alami sejak lama, bagai pecahan kayu yang menancap dalam pikiran, menusuk-nusuk dengan berbagai pertanyaan seperti, "mengapa sedemikian banyak jemaat gereja yang curang dalam berbisnis dan munafik dalam kehidupan pribadi?"

Buku ini menunjukkan suatu masalah. Ada problem. Bukan dalam diri Yesus, tapi yang terutama, dalam diri Kekristenan, Umat, dan Gereja beserta berbagai dogma dan doktrin yang saya tinggalkan beberapa tahun lalu, setelah (satu dan lain hal) merasa gagal menawarkan ajaran dan Kabar Baik DARI Yesus, yang terus ditolak oleh sebagian kalangan Katholik dan Kristen karena berbeda dengan doktrin TENTANG Yesus yang telah diwariskan oleh Gereja selama berabad-abad. Disini problemnya yang juga dibahas dalam buku yang aslinya berjudul Rescuing Jesus from the Christians, bahwa ada perbedaan signifikan antara apa yang Yesus ajarkan dengan apa yang Gereja ajarkan.

Dan ketika saya memandang dari luar panggung Kekristenan, saya menemukan berbagai konflik di dalamnya akibat berbagai dogma kepercayaan yang tidak lagi bermakna bagi banyak orang.

Dalam bukunya, Sullivan mengawali dengan beberapa pertanyaan penting yang berupaya menggugah (jika tidak mau dikatakan, mengguncang) kredo dan iman Kekristenan, disertai berbagai argumen dan pandangan-pandangannya. Antara lain,

- Apa kabar baik yang dibawakan Yesus?
- Apa pandangan Yesus tentang Tuhan?
- Bagaimana sikap Yesus terhadap non-Yahudi?
- Situasi seperti apa yang meliputi kelahiran Yesus?
- Mengapa orang Romawi menyalib Yesus?

Selamatkan Yesus dari Orang Kristen! memang sarat dengan bahasan-bahasan seputar pertanyaan-pertanyaan kritis seperti di atas dengan bahasa yang mudah dicerna awam. "Jadi, apa yang baru?" pikir saya sebelum selesai membaca bukunya. Lebih dari sekedar mendekonstruksi Kristen ortodoks maupun perdebatan antara konsepsi Yesus sejarah dengan Yesus iman, Sullivan juga menawarkan beberapa solusi bagi "orang-orang Kristen yang berpikir."

Tapi mungkin yang menggugah saya adalah di akhir kesimpulan, tulisan Sullivan merupakan sebuah panggilan, sebuah wake up call. Saya kutip berikut ini:

"Orang Kristen yang melit [ingin tahu, curious, inquisitive] cenderung berbeda dan menyendiri. Kecenderungan mereka menjadi seperti lone ranger menggiring sebagian orang untuk menyimpulkan bahwa mereka dapat hidup tanpa Gereja. "Saya dapat menjadi orang Kristen tanpa pergi ke gereja pada hari Minggu." Sikap ini kurang beruntung. Gereja masa kini memerlukan orang Kristen yang berpikir. Karena, di banyak tempat, gereja, yang diwabahi anarki teologis, merupakan lembaga yang terluka.

Gereja telah dirusak oleh jiwa zaman sekuler era ini, oleh para tele-evangelist manipulatif..., dan oleh kaum fundamentalis yang mengetahui tapi tidak berpikir...

Namun, harus kita ingat bahwa pada akhirnya... Gereja melaksanakan peran kasih sayang dalam masyarakat yang hanya sedikit organisasi lain yang memenuhinya...

Demikianlah, saya percaya bahwa orang Kristen yang berpikir dapat memainkan peran dalam menolong gereja-gereja yang terluka menjadi apa yang seharusnya. Dan, mereka dapat berperan dalam membangun kembali perhatian kepada agama Kristen di kalangan kaum cendekiawan yang sebagian besarnya telah meninggalkan agama Kristen yang terorganisasi."


Setelah membaca keseluruhan, saya secara pribadi merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh siapapun "yang kritis yang tidak puas dengan sistem kepercayaan yang mereka dapati dalam Kristen ortodoks."

"Sangat nyaman dibaca, buku ini dirancang untuk memaksa para pemimpin Kristen ke suatu kejujuran baru dan Gereja Kristen ke suatu Reformasi Baru. Buku ini menantang dengan tajam rumusan-rumusan ortodoks tradisional, tapi sekaligus melakukan serangan itu dengan mengutip dari sumber-sumber yang sama dengan yang dipakai oleh ortodoksi untuk mengklaim otoritasnya. Tuturan Sullivan harus diperhatikan oleh semua pencari kebenaran." - John Shelby Spong, penulis A New Christianity for a New World

15 September 2006

bawang: doing nothing


Christopher Robin berbincang-bincang dengan Pooh..

Pooh?

Huh?

Apa yang paling kamu suka lakukan di dunia?

Yang aku paling suka adalah pergi mengunjungi kamu dan kamu berkata, "Mau sedikit madu?"

:-)
Aku suka itu juga, tapi yang aku paling suka adalah tidak melakukan apa-apa.

Bagaimana kamu tidak melakukan apa-apa?

Ya, itu seperti ketika orang dewasa bertanya, "Apa yang hendak kamu lakukan?" dan kamu bilang "Tidak ada." Lalu kamu keluar dan melakukannya.

Aku suka itu; mari kita lakukan setiap waktu!

~ The Many Adventures of Winnie The Pooh

shanti

telah lama ku resah
ingin mengenal
namun ku tak tahu
memanggilmu

telah lama ku menanti
bersama kita menjadi
dewasa jiwa
anak kita berdua

sudikah kau
ku menamakan?
marahkah istriku
bila kusebut namamu?

shanti
persembahan dari hati
untuk kekasih ilahi
sampai nanti kita menjadi..

apa saja!

seorang buddhis memanggilku katholik
seorang katholik menyebutku muslim
seorang muslim menyapaku kristen
seorang kristen yakin aku ateis

lain kali orang tanya agamamu apa?
..
apa saja!

07 September 2006

bawang: nyamuk

sampai kapan aku dapat benar-benar menjadi cinta kasih?

sampai kamu tidak lagi memukul nyamuk yang mendekatimu..

apakah setelah itu, damai di bumi?

tidak juga..


lalu, sampai kapan terjadi damai di bumi?

sampai nyamuk tidak lagi menggigitmu..

bawang: sama


"Ketika kamu bangun di pagi hari, Pooh," kata Piglet, "hal apa yang pertama kali kamu katakan pada dirimu?"

"Sarapan apa ya? kata Pooh. "Apa yang kamu katakan, Piglet?"

"Aku katakan, hal menarik apa yang akan terjadi hari ini?" kata Piglet.

Pooh mengangguk dengan penuh pengertian.

"Itu hal yang sama," katanya.

~ The Tao of Pooh

04 September 2006

vegetarian

haruskah saya menjadi vegetarian? dan mengapa perlu?

tiada keharusan atau perlunya mengubah pola makan ke vegetarian, hanya kesadaran.
ketika seseorang mengembangkan welas asih dan empati kepada seluruh mahluk, dia menjadi sadar dan dengan sendirinya tidak akan mau membunuh atau memakan saudara-saudaranya mahluk hidup.


sebagian orang mengatakan tanaman adalah bagian dari mahluk hidup, dan jika kita tidak memakan daging, maka seharusnya kita tidak memakan tanaman juga.

segalanya adalah bagian dari kesinambungan hidup yang saling menopang kehidupan. tanaman bagian dari mahluk yang hidup dan mati, namun tanaman tidak memiliki sistem syaraf dan otak yang mana dimiliki binatang dan manusia. oleh karena itu, tanaman tidak dapat merasakan sakit jika buahnya dipetik, atau akarnya dicabut.

binatang, sama seperti manusia, dapat merasakan sakit. jika seekor anjing terluka salah satu kakinya, ia akan berjalan pincang. jika seekor sapi disembelih dalam upacara kurban, ia akan meronta.

vegetarian bukanlah pola hidup untuk mencapai hasil atau tujuan tertentu seperti kesehatan, welas asih dan damai, tapi lebih merupakan hasil dari hidup dalam kesadaran, welas asih dan harmoni.


saya mulai mengerti. terima kasih.

01 September 2006

bawang: no-thing

guru, bagaimana aku tahu kalau aku sudah melampaui dualitas?

ketika kau sudah mencari segalanya, dan menemukan segalanya..


lalu, apa yang kemudian ada disana?

tidak ada apa-apa...