Pages

19 October 2009

Eksoterik dan Esoterik

Orang yang religiusnya dalam pandangan religiusnya juga luas. Ini perbedaanya dibandingkan dengan pengalaman keagamaan eksoterik yang sifatnya kanak-kanak, percaya saja apa yang disodorkan. Itu adalah orang-orang yang puas dengan kisah-kisah dan ritus-ritus keagamaan mainstream. Mereka sungguh mengasihi Tuhannya, akan tetapi tak butuh apa-apa lagi, mereka sudah terpuaskan dan terpenuhi.

Inayat Khan mengatakan, "Ini adalah mainan kerincingan yang diberikan kepada anak kecil untuk membuatnya tenang ketika menangis minta permen... bagi mereka kitab adalah lebih penting daripada hati yang menyala."
Beliau mengajarkan bahwa kepatuhan yang membuta terhadap kitab apapun menjadikan agama manapun kehilangan roh. Orang yang terpaku pada eksoterik mengambil ajaran-ajaran yang diberikan secara literal. Mereka harus mengikuti aturannya secara baku.

Kalangan esoterik, walau seringkali juga bahagia dalam kepercayaan, ritual dan tempat ibadah yang seragam, telah tumbuh dewasa dalam kepercayaannya. Mereka tidak hanya melakukan ritual atau menghadiri ibadah karena seseorang menyuruhnya, tetapi mereka benar-benar meresapi. Mereka "mengalami" ajaran-ajaran mistik dari Lao Tse, Buddha, Yesus, dan Muhammad. Mereka adalah orang-orang yang mengalami Ketuhanan terlepas dari bentuknya.

Saya pikir seseorang yang religius (atau spiritual) -benar-benar religius- adalah seorang yang mistik. Para mistikus adalah orang yang memiliki pengalaman-pengalaman religius. Kepercayaan bukan sesuatu yang dapat dipelajari, tapi sesuatu yang Anda rasakan.

Seorang esoterik, mistikus, merupakan orang yang dalam kepercayaan religiusnya. Kalangan eksoterik adalah orang-orang percaya, mereka berhubungan dengan Tuhan, tapi hubungan ini masih sedalam kulit luar, tidak terasa dalam hati, dengan kata lain, belum matang. Betapapun baiknya perayaan-perayaan dan ritual eksoterik, hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

Dr. Paul F. Knitter mengutip gurunya Karl Rahner, "di masa depan, kecuali orang-orang Kristen menjadi mistikus, mereka tidak akan bertahan.. atau, Kekristenan tidak akan bertahan."
Agama eksoterik hingga kini sudah disalahgunakan untuk memanipulasi masyarakat. Pilih tunduk kepada dogma, atau kita berperang. Di masa lalu ini telah menjadi taktik para pemimpin Nazi, menggunakan cerita-cerita yang familiar dalam propaganda mereka merayu masyarakat untuk tunduk percaya. Para pemimpin agama kita saat ini tidak jauh berbeda dalam menggunakan taktik ini. Kecuali kalangan Kristen memasuki kepada pengalaman mistik akan Kristus dan Roh, mereka tidak memiliki kekuatan maupun kebebasan dalam kelangsungannya dengan gereja, atau agama.

Saat ini sedang terjadi reformasi dalam pemikiran religius. Banyak orang yang tidak puas dengan apa yang mereka lihat, dengar, dan pelajari dalam kelompok-kelompok mainstream. Sehingga mereka mencari-cari makna yang lebih dalam di tempat lain. Misalnya, banyak kalangan muda Yahudi meninggalkan kelompok Ortodoks mereka dan menuju keyakinan mistik seperti Tibetan Buddhism, Wicca, atau kelompok spiritual lainnya.

Cukup mengejutkan ketika menemukan kelompok-kelompok baru ditemukan oleh seseorang yang sebelumnya mencari lebih dari apa yang dia terima. Seorang yang dihakimi, dipenjara, dikucilkan atas kepercayaan "sesatnya" dapat kemudian membentuk perkumpulan, gereja, maupun aliran agama baru. Kasus yang sama terjadi dalam Protestanisme yang ditemukan Luther. Tampaknya, awal spiritualitas dari beberapa gereja berangkat dari "ritual-ritual kosong" yang bahkan Buddha Gautama kritisi dan memberontak darinya di masa lalu. Oleh karenanya, banyak gereja-gereja jatuh ke dalam permasalahan yang para penemunya sebenarnya ingin hindari.

Saya yakin bahwa pembaharuan keagamaan yang sedang berkembang saat ini merupakan hasrat orang-orang yang ingin bersentuhan dengan Roh, yang telah hilang dalam dogma-dogma dan retorika yang telah dijejalkan kepada mereka dalam organisasi-organisasi mainstream. Mereka menemukan pengalaman mistikal dalam berbagai tempat lain atau membuat jalan mereka sendiri sebagaimana secara historis para pemimpin mainstream telah mencapainya.

(disadur dari posting artikel oleh Nan di forum Universal Life Church.)